Arief Widhiyasa, Inovasi Industri Gim

Arief Widhiyasa (32), CEO Agate, melihat tahun 2020 sebagai momentum penting bagi perkembangan industri gim Indonesia. Ia menyiapkan berbagai inovasi, termasuk peluncuran gim konsol Valthirian Arc: Hero School Story yang bernuansa budaya Nusantara, serta tiga mobile game baru yang ditargetkan menembus pasar global. Arief menilai industri gim memiliki potensi besar, dengan nilai transaksi nasional mencapai Rp 12 triliun per tahun. Ia menekankan pentingnya pengembangan talenta lokal agar Indonesia tak hanya menjadi penonton di pasar global. Arief berkomitmen meningkatkan kecepatan produksi dan inovasi untuk menjaga daya saing industri gim nasional.

*****

Tahun 2020 menjadi momentum tepat perkembangan industri gim dalam negeri. CEO Agate Arief Widhiyasa (32) pun telah menyiapkan beragam inovasi. Ia meyakini, inovasi menjadi kunci sukses bersaing di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, khususnya industri gim.

Di tahun 2020, inovasi akan ia wujudkan dengan beragam produk gim yang siap mencuri perhatian pasar dalam negeri ataupun global. Ia akan meluncurkan gim konsol yang dapat dimainkan di Playstation 4, Nintendo Switch, dan komputer. Di samping itu, Agate akan meluncurkan setidaknya tiga mobile game.

”Kami menargetkan mobile game Agate akan masuk ke pasar dunia tahun ini. Kami juga akan mencoba masuk ke pasar gim konsol lokal,” katanya.

Gim konsol yang akan debut di Indonesia adalah Valthirian Arc: Hero School Story. Gim dengan tema simulasi ini bercerita tentang sekolah sihir yang kental dengan budaya Nusantara.

Sebelumnya, gim ini telah masuk ke pasar Eropa dan Amerika Utara dan mendapatkan respon positif. Karena itu, dia yakin gim yang diluncurkan akhir tahun 2018 lalu itu dapat mencuri perhatian pasar lokal.

”Dari pengalaman kami sebagai pelaku industri, tren perubahan di dunia sangat cepat sekali, terutama di industri gim global. Karena itu, tahun kemarin, sekarang, dan seterusnya, kami akan meningkatkan kecepatan produksi dengan meluncurkan beberapa beta test atau purwarupa sehingga bisa mendapatkan respon dari pengguna,” ujarnya.

Potensi besar

Eksis di industri gim bersama Agate lebih dari satu dekade, Arief melihat potensi besar di industri gim Tanah Air. Pendapatan transaksi gim Indonesia mencapai Rp 12 triliun per tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan dari industri kreatif lain, sebut saja penjualan tiket di bioskop sebesar Rp 4 triliun per tahun.

Tidak sampai di situ saja, perkembangan industri gim diprediksi akan melampaui industri lain. ”Beberapa pihak memprediksi, nilai transaksi dari industri gim global akan mencapai setengah dari industri rokok dalam 10 tahun ke depan,” katanya.

Pertumbuhan signifikan tersebut tidak terlepas dari perkembangan teknologi digital yang begitu pesat. Jika Indonesia ingin mengambil bagian, lanjutnya, sumber daya manusia di dalamnya perlu dikembangkan.

”Saya berharap beberapa tahun ke depan semakin banyak talenta di bidang teknologi digital. Jangan sampai kita hanya bisa menjadi penonton di pasar yang sangat besar ini,” ujarnya.