Bojan Hodak membawa Persib Bandung menjadi juara. Dia bawa tim yang pada awalnya terpuruk menjadi pemenang.
”Sejujurnya saya tidak tahu.”
Begitu jawaban Bojan Hodak, Pelatih Persib Bandung, saat ditanya resep jitu memastikan anak asuhnya jadi juara BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Gelora Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (31/5/2024). Dia jelas merendah saat mengucapkannya.
Gelar itu direngkuh Persib setelah mengalahkan Madura United dengan agregat skor 6-1. Pada final pertama Championship Series di Bandung, Persib menang tiga gol tanpa balas. Di final kedua di Bangkalan, Madura takluk kembali, 1-3.
Hasil ini menjadi ujung langkah mulus Hodak bersama Persib di kompetisi nasional tahun ini. Luar biasanya, Hodak hadir saat Persib tengah terpuruk.
Pelatih asal Kroasia ini datang ketika ”Maung Bandung” terperosok di peringkat ke-16. Pelatih sebelumnya, Luis Milla, mundur setelah rentetan hasil buruk.
Perlahan tapi pasti, tangan dingin Bojan mengubah Persib kembali menjadi ganas. Persib merangkak meniti tangga klasemen dengan formasi 4-3-3. Serangan balik cepat jadi senjata andalannya.
Hasilnya manis. Persib menuntaskan 34 pertandingan musim reguler di peringkat ke-2 dengan raihan 62 poin. Catatan tidak pernah kalah dalam 13 pertandingan juga mengesankan.
Persib bahkan menjadi tim terproduktif dengan 65 gol. Penyerang David da Silva menjadi top skor dengan 30 gol. Tandemnya, Ciro Alves, meraih 16 gol. Umpan berbuah gol yang dibuat Ciro sebanyak 15 atau kedua terbaik musim ini.
Pertahanan yang dulu rapuh diperbaiki. Hasilnya, benteng Persib menjadi salah satu yang terbaik dengan kebobolan 38 gol dalam 34 pertandingan.
Meski punya torehan positif, Hodak tetap enggan sesumbar. Ia merasa hanya menjalankan tugas seperti pelatih kebanyakan.
Alih-alih menyanjung diri sendiri, dia justru memberikan tempat terbaik untuk pemainnya. Persib, kata Bojan, adalah tim dengan kualitas paling merata yang dia punya. Ditambah dukungan bobotoh, pendukung Persib, kekompakan antarpemain, membuat Persib menjadi tim kuat.
”Hari ini menjadi bukti kami layak menang,” kata pelatih asing pertama yang membawa Persib menjadi kampiun dalam kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Dua pelatih sebelumnya yang sukses membawa Persib juara Liga 1 adalah Indra Thohir di tahun 1995 dan Djajang Nurdjaman (2014).
Nikmati laga
Byurrr…
Air dingin dalam cooler box itu tiba-tiba diguyurkan ke kepala Hodak. Pelakunya dua pemain Persib, Kevin Ray Mendoza dan Stefano Beltrame. Sesi wawancara dengan wartawan pun terhenti sejenak.
Basah kuyup, Hodak tidak marah. Meski air membasahi kepalanya yang gundul dan tubuh besarnya, tawa lepas terlihat di wajahnya.
”Rp 5 juta… Rp 5 juta,” kata Hodak yang dinobatkan menjadi pelatih terbaik BRI Liga 1 musim ini. Rp 5 juta adalah nilai ”denda” yang dijatuhkan kepada para pemain pelanggar aturan. Namun, tentu saja kali ini Hodak tidak serius.
Bila dilihat lebih jauh, guyuran air itu punya banyak makna baik. Itu menandakan hubungan antara pemain dan pelatih di Persib yang terbilang tak berjarak. Persis seperti yang disebutkan Hodak sebelumnya.
Kapten Persib Marc Klok, yang ikut serta dalam momen itu, mengatakan, hubungan cair antara Hodak dan semua pemain menjadi modal kuat tim bangkit dari keterpurukan di awal liga.
”Pelatih (Hodak) membangun tim (juara) ini. Dia mengajak semua menikmati pertandingan. Saat itu kita lakukan, banyak hal baik berdatangan,” kata Klok.
Pujian Klok jelas bukan formalitas. Butuh pribadi hebat membangunkan semangat pemain bintang yang menghuni Persib setelah gelar terakhir tahun 2014.
Sejumlah pelatih dalam dan luar negeri pernah mencobanya. Semua gagal. Hodak berhasil dengan cara terbilang melawan arus.
Hodak, misalnya, nekat melepas bek kiri tim nasional Filipina, Daisuke Sato, salah satu pemain idola sebagian bobotoh. Sebagai gantinya, Hodak mendatangkan kiper Kevin Ray, juga dari Filipina.
Keputusan memilih kiper sebagai amunisi anyar juga sempat dianggap tidak wajar. Persib punya kiper terbaik musim lalu, Teja Paku Alam.
Namun, Hodak beralasan, tim sebesar Persib perlu persaingan yang besar juga. Apalagi, beberapa kali Teja terpaksa absen karena cedera.
Kengototan Hodak membuahkan hasil. Di babak Championship Series, Kevin Ray sukses menggagalkan banyak peluang Bali United dan Madura United mencetak gol.
Keputusan melepas Levy Madinda, pemain timnas Gabon, juga di luar dugaan. Madinda tidak bermain buruk kala itu.
Penggantinya, Beltrame, asal Italia. Sempat disebut rentan cedera dan kesulitan beradaptasi, Beltrame menjadi gelandang serang vital penyambung lini tengah dan depan.
Bangkitkan semangat
Hodak juga piawai membangkitkan semangat beberapa pemain yang sempat dinilai sudah habis kemampuannya. Dia, misalnya, memanggil pulang Henhen Herdiana. Bek kanan itu sebelumnya dipinjamkan ke Dewa United.
Eks pemain Persija Jakarta, Rezaldi Hehanussa, juga kembali nyaman di posisi bek kiri. Umpan Rezaldi kembali memanjakan rekan-rekannya.
Tidak ketinggalan, Hodak juga membuat Febri Hariyadi kembali melesat di sayap kanan. Padahal, banyak pihak menganggap kemampuan Febri sudah tenggelam dalam beberapa tahun terakhir.
Duet bek tengah juga mendapat sentuhan emas. Di awal musim, Nick Kuipers dan Alberto Rodriguez tidak dianggap sebagai bek terbaik. Mereka sempat diminta angkat kaki karena dianggap lamban dan mudah kebobolan.
Namun, sejak dilatih Hodak, mereka membuktikan anggapan itu salah. Seperti menara raksasa, keduanya memberi rasa aman di lini pertahanan.
Kuipers mengatakan, Hodak tak hanya pelatih. Dia bagaikan ayah bagi semua pemain. ”Dia sangat dekat dengan semua pemain. Dia mampu meningkatkan performa semua pemain,” ungkap Nick.
Akan tetapi, kiprah Hodak tidak selalu mulus. Nada miring tetap muncul. Dia sempat dicap sebagai pelatih yang beruntung. Gaya bermainnya yang tidak mengutamakan penguasaan bola sempat dikritik.
Hodak tidak peduli. Baginya, hasil akhir di lapangan jadi bukti. Tanpa penguasaan bola tinggi, Persib misalnya, sangat efektif kala menyerang.
”Yang terpenting, gol, peluang, dan tembakan,” kata Hodak.
Apalagi, perkara juara sesungguhnya bukan hal asing bagi dia. ”Lihat saja pengalaman saya di Kelantan FC dan Malaysia City FC,” kata Hodak. Kali ini, dia jelas tidak merendah.
Data Transfermarkt menuliskan nama Hodak harum di Malaysia. Hodak pernah menangani tim U-19 Malaysia. Hasilnya, Piala AFF U-19 2018.
Kelantan FC dibawa menang Liga Malaysia di tahun 2012, Piala FA Malaysia 2012 dan 2013 serta Piala Malaysia 2012.
Bersama Kuala Lumpur City FC, dia merebut Piala Malaysia 2021. Dengan Johor Darul Ta’zim, dia juara Liga Malaysia 2014 dan Piala Super Malaysia 2015.
Sebelumnya, Hodak pernah juara di Liga Kamboja bersama Phnom Penh Crown di tahun 2011. Di Indonesia, dia pernah menangani PSM Makassar tahun 2020. Namun, liga dihentikan di tengah jalan karena pandemi Covid-19.
Kini, setelah sukses membuat Bandung kembali berpesta, bobotoh jelas meminta Hodak bertahan. Namun, Hodak memilih menunggu kontrak baru yang ditawarkan manajemen Persib.
Bila itu rampung, dia mau bicara tentang beragam sejarah baru yang akan ia torehkan bersama Persib. Salah satunya peluang bicara lebih banyak di Liga Champions Asia 2.
Persib belum pernah meraih gelar di ajang itu. Bukan tidak mungkin, bersama Hodak, keinginan itu bakal terwujud.
”Saya tidak bisa banyak berkomentar, tetapi selalu menyenangkan ketika bisa meraih hal perdana,” kata Hodak.
Bojan Hodak
Lahir: Zagreb, Kroasia, 4 Mei 1971






